Tentang Kami
PENDAHULUAN
Secara umum kondisi dan keadaan masyarakat pedesaan di Indonesia senantiasa menghadapi masalah-masalah laten, seperti: kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kualitas pendidikan yang rendah, kualitas kesehatan yang minim dan gizi yang buruk, kerusakan sumber daya alam dan lingkungan, kurangnya pemberdayaan potensi daerah, problem moral dan sosial yang saling terkait dengan problem-problem lainnya.
Gereja-gereja Tuhan di pedesaan/dusun yang terpencil di beberapa kantong Kristen di Indonesia pun kondisinya sungguh memprihatinkan, nyaris tak tersentuh kemajuan oleh pemerintah pusat/daerah, infra-struktur yang sangat terbatas, nyaris terisolisasi dari dunia luar.
Program PPMT ini diselenggarakan dengan sebuah kesadaran bahwa upaya untuk peningkatan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa diperlukan pendekatan secara terpadu/terintegrasi dan holistik, tidak hanya mencakup bidang rohani saja, tetapi juga mencakup bidang fisik dan ekonomi, karakter, kewirausahaan, dll. Maka disusunlah sebuah program Pelatihan Misi Terpadu ini, untuk memenuhi misi panggilan Amanat Agung Tuhan Yesus (Mat 28:19-20), sekaligus Mandat Budaya (Kej 2:15).
APA ITU PPMT?
PPMT adalah sebuah program pelatihan yang holistik, mencakup Pelatihan Pertumbuhan Rohani dan Pelatihan Karakter yang dikombinasikan dengan pelatihan ketrampilan pertanian/ Peternakan/Perikanan dan kewira-usahaan yang terpadu, sehingga diharapkan mampu membantu meng-upgrading para pelayan Tuhan hingga mampu menjadi agen mensejahterakan masyarakat.
LATAR BELAKANG DIDIRIKAN PPMT
Program ini diselenggarakan dengan sebuah kesadaran bahwa secara umum kondisi dan keadaan gereja-gereja Tuhan di pedesaan/dusun yang terpencil di beberapa kantong Kristen di Indonesia sungguh memprihatinkan, antara lain:
JUMLAH ROHANIAWAN TERBATAS
- Semangat untuk pendirian jemaat baru (church planting) dipedesaan/dusun pada masa-masa yang lalu begitu pesat, namun sayang tidak diiringi jumlah rohaniwan yang ada. Kebutuhan rohaniwan masih sangat diperlukan dalam jumlah cukup banyak.
- Banyak gereja di kantong-kantong Kristen yang belum memiliki gembala/rohaniwan, mengingat jumlah rohaniwan begitu terbatas sehingga seorang rohaniwan bisa menggembalakan beberapa gereja lokal sekaligus.
Sebuah realitas juga, bahwa kondisi SDM rohaniwan di pedesaan/dusun yang ada masih perlu ditingkatan dalam beberapa aspek, antara lain:
- Perlu ditingkatkan pengetahuan teologi (skill of theology). Masih begitu banyak rohaniwan di pedesaan/dusun yang belum menyelesaikanS-1 teologi karena faktor pendidikan dasar maupun biaya. Beberapa dari mereka bahkan belum menyelesaikan pendidikan SMU.
- Perlu ditingkatkan kepemimpinan dalam jemaat (skill of leadership). Banyak rohaniwan di pedesaan/dusun yang lemah dalam pengkaderan, membangun team-work, kemampuan problem-solving dalam gereja, dll.
- Perlu ditingkatkan kemampuan dalam managemen gereja (skill of church management). Banyaknya rohaniwan di pedesaan yang masih lemah dalam mengelola keuangan gereja, transparansi keuangan, penatalayanan, dll.
- Perlu ditingkatkan dalam kualitas penggembalaan jemaat (skill of pastoring)
KONDISI JEMAAT
- Masalah keimanan jemaat yang masih lemah, dilihat dari terpengaruh/melakukan kehidupan lama mereka (seperti: pola pikir yang masih Sinkretis dan masih akrabnya jemaat dengan praktek Okultisme)
- Pengaruh “budaya modern” yang cenderung negatif telah mempengaruhi gaya hidup masyarakat dusun/pedesaan (seperti: gaya hidup konsumtif dan serba ingin instan)
- Masalah karakter kehidupan jemaat yang masih belum menunjukkan nilai-nilai kristiani, etos kerja yang masih lemah
- Masalah kesehatan yang buruk dan pola hidup yang buruk dan tidak higienis membuat kualitas hidup menjadi rendah
- Masalah pendidikan umum jemaat/masyarakat pedalaman yang umumnya masih rendah, karena fasilitas dan sarana pendidikan di daerah terpencil di pedesaan/dusun umumnya sangat terbatas.
KONDISI INFRA-STRUKTUR
- Kondisi infra-struktur gereja pedesaan/dusun yang belum memiliki tempat Ibadah (masih memakai rumah-rumah jemaat atau fasilitas umum untuk beribadah) dan berada di pedalaman yang sulit terjangkau
- Kalaupun ada, tempat ibadah begitu sederhana dan kurang terawat serta minimnya fasilitas untuk ibadah dan pelayanan. Banyak gereja di pedesaan/dusun yang memerlukan renovasi atau diadakan penambahan gedung/rumah untuk pastori bagi rohaniwan.
KONDISI EKONOMI
- Kesejahteraan Rohaniwan rendah: Permasalahan Finansial untuk kebutuhan hidup Hamba Tuhan dan Keluarganya. (umumnya dibebankan kepada jemaat namun umumnya jemaat tidak bisa memenuhinya secara maksimal)

and then